MAKALAH
GENESA BAHAN GALIAN
INDUSTRI
MINERAL
O L E H :
KELOMPOK III
NAMA NIM
-
JUMADI -
C1A2 12060
-
ANDIKA PRATAMA - C1A2 12054
-
WAHYUMI -
C1A2 12008
-
WINDASARI -
C1A2 12020
-
ABD. AHMAD ANTONG - C1A2 12076
-
SULFIKAR -
C1A2 12046
|
LABORATORIUM
PERPETAAN
PROGRAM
STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN
TEKNIK
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
SEMBILANBELAS NOVEMBBER
KOLAKA
2 0 1 5
KATA PENGANTAR
Assalamualaikaum wr.wb.
Puji syukur kita disampaikan
kepada allah swt, atas kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami
sempat menyelesaikan tugas laporan perpetaan dengan tepat waktu yang telah
ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada, tidak lupa kita panjatkan syalawat
kepada junjungan Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah melepas kita
dari zaman kebodohan serta zaman gelap gulita menuju zaman yang terang
menderang.
Makalah ini dibuat merupakan
tugas yang diberikan doses pengajar kepada mahasiswa sebagai bahan pembelajaran
kedepannya. Makalah yang dikejarkan berjudul “ MINERAL ” , dimana makalah ini
berisikan semua tentang mineral yang akan sangat membantuk bagi pembaca kelak,
apabila sedang mencari referensi tentang mineral.
Terimah kasih.
Kolaka, Mei 2015
Penulis
Kelompok III
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
B.
RUMUSAN
MASALAH
C.
TUJUAN
D.
MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MINERAL
B.
PENGGOLONGAN
MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL DAN BERDASARKAN LETAK KEBERADAANNYA
C.
PROSES
PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL
D.
KLASIFIKASI
MINERAL
BAB III PENUTUP
A.
KSEIMPULAN
B.
SARA
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mineral dalam
hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan. Banyak
manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia
lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk
manusia.
Manusia
diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan
ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat
ini dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal
mulanya dari tambang.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian mineral
2.
Penggolongan mineral berdasarkan komposisi
mineral dan letak keberadaannya
3.
Proses pembentukan endapan mineral
4.
Klasifikasi mineral
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah
D.
MANFAAT
Hasil dari
pembuatan makalah ini sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang berguna
untuk pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MINERAL
Penejelasan
mineral bukan hanya ada satu makna didunia ini, melainkan ada begitu banyak
referensi yang menjelaskan tentang apa itu mineral. Mineral yang dimaksud
adalah mineral industri pertambangan, adapun beberapa penjelasan tentang
mineral dari sekian banyaknya penjelasan yang ada, yaitu :
1.
Menurut UU No 4 Tahun 2009
Mineral adalah senyawa anorganik
yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia. tertentu serta
susunan kristal teratur atau gabungailnya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk
lepas atau padu.
2.
Pengertian mineral vesi klasik dan kompilasi
a.
Klasik
Mineral adalah
suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogeny yang
mempunyai bentuk Kristal dan rumus kimia yang tetap.
b.
Kompilasi
Mineral adalah suatu zat
yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen
memiliki sifat – sifat fisik dan umumnya berbentuk krsitalin yang mempunyai
bentuk geometri tertentu.
3.
Pengertian mineral secara umum
Mineral didefinisikan
sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari
unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya
tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis
B.
PENGGOLONGAN
MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL DAN BERDASARKAN LETAK KEBERADAANNYA
1.
Penggolongan mineral berdasarkan komposisi
mineral
1.1.
Elemen native, seperti : emas, perak, tembaga,
platine, besi dan lain – lain Sulfide, seperti : argentit, kalkosit, bornit,
galena, sphalerit, kalkopirit, pirit dan lain – lain
1.2.
Halide, seperti : halif, silfit, flourit dan
sebegainya
1.3.
Oksida – hidrosida, seperti : kuprit, ilmenit, spinel, rutil dan lain – lain
1.4.
Karbonat, seperti : kalsit, dolomit, aragonite,
azurite dan lain – lain
1.5.
Nitrat, seperti : soda nitrat
1.6.
Tungsten dan molibdat, seperti : shlit,
wolframit dan lain – lain
1.7.
Phospat, arsenat dan vanadan, seperti : monasit,
vivianit, ambligonit, apatit dan sebagai berikut
1.8.
Sulfat, seperti : barit, anhydrite, alunit,
gypsum.
1.9.
Borak, seperti borak
1.10.
Silikat, seperti : olivine, garnet, andalusit, topaz
kianit dan lain – lain
2.
Berdasarkan letak keberdaannya
2.1.Mineral utama (Essensial Mineral)
Mineral-mineral
ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat
menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari deret bowen
series(1928).
Deret Bowen
menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan
penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan],
dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat
basa.
Bagan serial
ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.
2.1.1.
Continuous branch [deret
kontinyu]
Deret ini
dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal
akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas
kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu,
plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya
membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung
hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus
ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya
kalsium di alam bebas.Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan
terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium
dikelilingi plagioklas kaya sodium].
2.1.2.
Discontinuous branch [deret diskontinyu]
Deret ini
dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret
diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu
dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen menemukan
bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan
bereaksi kemudian dengan sisa larutan magma, membentuk pyroxene. Jika
pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite
[sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang
berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan
untuk membentuk mineral.Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang
telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan
terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang
terbentuk setelahnya. Tulisan ini saya ambil
darihttp://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.
Berdasarkan
warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :
a.
Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )
1.
Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit,
Andesin, oligoklas, Albit)
2.
kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin,
Anortoklas, Sanidin)
3.
Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
4.
Kuarsa
5.
Muskovit
Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut
kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna terang tetapi
ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian. Mineral yang berwarna
terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan jarang mengandung Fe dan Mg.
b.
Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)
1.
Olivin (Forsterite dan Fayalite)
2.
Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto
Piroksen (Piroksen tegak) dan klino piroksen (piroksen miring). Orto piroksen
antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain; Diopsit,
Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
3.
Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
4.
Biotit.
2.2.Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)
Adalah
mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah
yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan.
Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : ZIRKON, MAGNESIT, HEMATIT,
PYRIT, RUTIL APATIT, GARNET,SPHEN.
2.3.Mineral Sekunder (Secondary Minerals)
Merupakan
mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi
hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari
mineral sekunder antara lain; SERPENTIN, KALSIT, SERISIT, KALKOPIRIT,
KAOLIN, KLORIT, PIRIT.
C. PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL
Mineral yang
ada dialam terbentuk melalui beberapa proses, adapun proses – proses dalam
pembentukan mineral yaitu :
1.Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan
magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan
membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah, Intan,
Tembaga.
2.
Proses Pengendapan dan Pelapukan
Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan
penyusun kerak bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer.
Contoh: Kaolin.
3.
Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan
pada temperatur yang cukup rendah. Contoh:
Kuarsa, Klorit, Kalkosit.
4.
Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa
magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit,
Kuarsa, Pirit.
5.
Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh
mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.
6.
Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya
kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.
7.
Sublimasi
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat proses pemadatan dari uap/gas yang
berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
D. KLASIFIKASI MINERAL
Klasifikasi
mineral mengcakup sifat dari suatu mineral seta komposisi kiminya. Adapun sifat
fisik dan komposisi kimia dari suatu mineral yaitu :
1.
Sifat fisik
Terdapat dua cara untuk
dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisis
secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah dengan cara
mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk
kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna, goresan, kilap, dan
kekerasan.
1.1.Bentuk
kristal (crystall form) :
Pembentukan
kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya
suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu
tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai
terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin
menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral Halit
yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya
yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur
kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan
berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang
pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C).
Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
Setiap mineral
mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar, terjadi
sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik,
Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll.
1.1.1. Berat
jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral
ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan ikatan unsur-unsur
dalam susunan kristalnya.
1.1.2.
Bidang belah (fracture) :
Mineral
mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah
tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang
lemah suatu mineral.
1.1.3.
Warna (color) :
Meskipun warna
bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat
warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna
gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan
kandungan aluminium.
1.1.4.
Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis
mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrite
yang terlihat jelas dan khas.
1.1.5.
Kilap (luster) :
Kenampakan atau
kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis kilap, yaitu
kilap Logam dan Non-logam.
1.1.6.
Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu
sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau
mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling
digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak
dibanding lawannya.
Skala kekerasan mineral
dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan
dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Skala Mosh
|
DerajatKekerasan
|
Talk
|
1
|
Gypsum
|
2
|
Kalsit
|
3
|
Fluorite
|
4
|
Apatite
|
5
|
Orthoklas
|
6
|
Kuarsa
|
7
|
Topaz
|
8
|
Corundum
|
9
|
Intan
|
10
|
1.2.Penggolongan mineral
Berdasarkan senyawa kimianya,
mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis
mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan.
Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming
Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan
dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan
Sulfat:
1.2.1.
Mineral silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok
ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat
kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi
(sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang
membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
a.
Kuarsa: ( SiO2 )
b.
Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
c.
Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
d.
Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
e.
Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
f.
Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
g.
Pyroksen:
(Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
h.
Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
1.2.1.1.Mineral ferromagnesium
Umumnya
mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
a.
Olivine: dikenal karena warnanya
yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 – 3.37 , tumbuh sebagai mineral
yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. ·
b.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau
hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan
hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan
mineral hornblende. ·
c.
Hornblende: warnanya hijau hingga
hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut
kira-kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. ·
d.
Biotite: adalah mineral “mika”
bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal,
warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.
1.2.1.2.Mineral non-ferromagnesium
a.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang
terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
·
b.
Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang
paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir
disetiap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya
didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah
plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi menjadi
beberapa bagian seperti albit, anorthit, bitanit, labradorit, andesin, dan
oligoklas. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium
dan Anorthit mengandung Kalsium. ·
c.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni warna merah
muda dan warna ceratnya putih. Termasuk dalam mineral K-Feldspar yang memiliki
bentuk kristal monoklin. orthoclas banyak ditemukan dalam batuan beku misalnya
terdapat dalam sianit. Orthoclas yang memiliki rumus kimia KAlSi3O8 memiliki
kekerasan enam dalam skala mohs sehingga dapat mengagores apatit, banyak digunakan
sebagai bahan batu perhiasan. BD. 2.57. ·
d.
Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya
mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen.
Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau smooky, disebut juga smooky
quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet).
Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merah massip atau merah-muda,
kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya
unsur-unsur lain yang tidak bersih.
1.2.2.
Mineral oksida
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.
Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida
adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit
(SnO2).
1.2.3.
Mineral sulfida
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara
unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal,
seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang
mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S),
galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
1.2.4.
Mineral karbonat dan sulfat
Merupakan
persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit.
Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
2.
Komposisi kimia
Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia
dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :
2.1.Silicate Class Merupakan grup terbesar. silicates
(sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan
oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan
calcium.
2.2.Carbonate Class Merupakan mineral yang terdiri dari
anion (CO3)2-dan,termasuk calcite dan aragonite, dan siderite. carbonate
terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton
2.3.Sulfate Class Sulfates terdiri dari anion sulfate,
SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya
perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi.
Contoh anhydrite, celestine , barite, dan gypsum .
2.4.Halide Class Halides adalah grup mineral yang
membentuk garamalami(salts)dantermasuk fluorite, halite, sylvite, dan sal
ammoniac. Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic.
Contoh fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide
2.5.Oxide Class Oxides sangatlah penting dalam dunia
pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas
oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan kutub magnetic bumi.
Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil
pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan
mantle. Contoh hematite, magnetite, chromite, spinel, ilmenite, rutile, dan ice
juga termasuk mineral-mineral hydroxide
2.6.Sulfide Class Hampir serupa dengan kelas Oxide,
pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutanemaspalsu‘fools’gold),
chalcopyrite , pentlandite ,dangalena.Termasukjuga selenides, tellurides,
arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
2.7.Phosphate Class berupa phosphorus, antimony, arsenic
atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral
biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral
arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
2.8.Organic Class Terdiri dari substansi biogenic. Contoh
whewellite,moolooite,mellite, fichtelite, carpathite,evenkite and abelsonte
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil kerja dalam pembuatan
makalah tentang “ MINERAL ” dapat kami simpulkan bahwa :
1.
Mineral sangat berpengaruh penting dalam
pembentuk batuan.
2.
Mineral juga memiliki sifat yang berbeda dengan
yang lain serta memiliki keistimewaan sendiri.
B.
SARAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar