Jumat, 13 Mei 2016

Makalah Genesa Bahan Galian Mineral


MAKALAH
GENESA BAHAN GALIAN INDUSTRI
MINERAL









O L E H :

KELOMPOK III

NAMA                                     NIM
-         JUMADI                                 - C1A2 12060
-         ANDIKA PRATAMA               - C1A2 12054
-         WAHYUMI                             - C1A2 12008
-         WINDASARI                          - C1A2 12020
-         ABD. AHMAD ANTONG       - C1A2 12076
-         SULFIKAR                             - C1A2 12046
 













LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBBER
KOLAKA
                                                       2 0 1 5


KATA PENGANTAR

Assalamualaikaum wr.wb.

Puji syukur kita disampaikan kepada allah swt, atas kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami sempat menyelesaikan tugas laporan perpetaan dengan tepat waktu yang telah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada, tidak lupa kita panjatkan syalawat kepada junjungan Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah melepas kita dari zaman kebodohan serta zaman gelap gulita menuju zaman yang terang menderang.

Makalah ini dibuat merupakan tugas yang diberikan doses pengajar kepada mahasiswa sebagai bahan pembelajaran kedepannya. Makalah yang dikejarkan berjudul “ MINERAL ” , dimana makalah ini berisikan semua tentang mineral yang akan sangat membantuk bagi pembaca kelak, apabila sedang mencari referensi tentang mineral.

Terimah kasih.








Kolaka,    Mei 2015
Penulis





Kelompok III



 DAFTAR ISI


SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
B.     RUMUSAN MASALAH
C.    TUJUAN
D.    MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MINERAL
B.     PENGGOLONGAN MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL DAN BERDASARKAN LETAK KEBERADAANNYA
C.    PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL
D.    KLASIFIKASI MINERAL

BAB III PENUTUP

A.    KSEIMPULAN
B.     SARA

DAFTAR PUSTAKA 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Mineral dalam hal ini adalah mineral yang behubungan dengan dunia pertambangan. Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.

Manusia diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari tambang.


B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian mineral
2.      Penggolongan mineral berdasarkan komposisi mineral dan letak keberadaannya
3.      Proses pembentukan endapan mineral
4.      Klasifikasi mineral

C.    TUJUAN

1.      Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah

D.    MANFAAT

Hasil dari pembuatan makalah ini sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang berguna untuk pembaca.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MINERAL

Penejelasan mineral bukan hanya ada satu makna didunia ini, melainkan ada begitu banyak referensi yang menjelaskan tentang apa itu mineral. Mineral yang dimaksud adalah mineral industri pertambangan, adapun beberapa penjelasan tentang mineral dari sekian banyaknya penjelasan yang ada, yaitu :

1.      Menurut UU No 4 Tahun 2009

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia. tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungailnya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

2.      Pengertian mineral vesi klasik dan kompilasi

a.       Klasik

Mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogeny yang mempunyai bentuk Kristal dan rumus kimia yang tetap.

b.      Kompilasi

Mineral adalah suatu zat yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen memiliki sifat – sifat fisik dan umumnya berbentuk krsitalin yang mempunyai bentuk geometri tertentu.

3.      Pengertian mineral secara umum

Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis

B.     PENGGOLONGAN MINERAL BERDASARKAN KOMPOSISI MINERAL DAN BERDASARKAN LETAK KEBERADAANNYA

1.      Penggolongan mineral berdasarkan komposisi mineral

1.1.         Elemen native, seperti : emas, perak, tembaga, platine, besi dan lain – lain Sulfide, seperti : argentit, kalkosit, bornit, galena, sphalerit, kalkopirit, pirit dan lain – lain
1.2.         Halide, seperti : halif, silfit, flourit dan sebegainya
1.3.         Oksida – hidrosida, seperti : kuprit,  ilmenit, spinel, rutil dan lain – lain
1.4.         Karbonat, seperti : kalsit, dolomit, aragonite, azurite dan lain – lain
1.5.         Nitrat, seperti : soda nitrat
1.6.         Tungsten dan molibdat, seperti : shlit, wolframit dan lain – lain
1.7.         Phospat, arsenat dan vanadan, seperti : monasit, vivianit, ambligonit, apatit dan sebagai berikut
1.8.         Sulfat, seperti : barit, anhydrite, alunit, gypsum.
1.9.         Borak, seperti borak
1.10.     Silikat, seperti : olivine, garnet, andalusit, topaz kianit dan lain – lain

2.      Berdasarkan letak keberdaannya

2.1.Mineral utama (Essensial Mineral)

Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya sangat menentukkan dalam penamaan batuan. mineral utama dapat dilihat dari deret bowen series(1928).

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma [bagian kanan], dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.

Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu.

2.1.1.      Continuous branch [deret kontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas kaya kalsium di alam bebas.Bila pendinginan terjadi terlalu cepat, akan terbentuk zooning pada plagioklas [plagioklas kaya kalsium dikelilingi plagioklas kaya sodium].

2.1.2.      Discontinuous branch [deret diskontinyu]
Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret diskontinyu, satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan akan bereaksi kemudian dengan sisa  larutan magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.Bila pendinginan terjadi terlalu cepat dan mineral yang telah ada tidak sempat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma, akan terbentuk rim [selubung] yang tersusun oleh mineral yang terbentuk setelahnya. Tulisan ini saya ambil darihttp://apitnoparagon.wordpress.com/2010/01/21/deret-reaksi-bowen-bowens-reaction-series/.

Berdasarkan warna mineral, dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu :

a.       Mineral Felsik ( mineral-mineral berwarna terang )

1.      Kelompok Plagioklas ( Anortit, bitownit, Labradorit, Andesin, oligoklas, Albit)
2.      kelompok Alkali Feldspar (ortoklas, Mikrolin, Anortoklas, Sanidin)
3.      Kelompok Feldspatoid (Leusit, Nefelin, Sodalit)
4.      Kuarsa
5.      Muskovit

Kelompok plagioklas dan kelompok alkali feldspar sering disebut kelompok feldspar. catatan : Tidak semua mineral felsik berwarna terang tetapi ada mineral felsik yang berwarna gelap yaitu, obsidian. Mineral yang berwarna terang disebabkan banyaknya kandungan SiO2 dan jarang mengandung Fe dan Mg.

b.      Mineral Mafik (mineral yang berwarna gelap)

1.      Olivin (Forsterite dan Fayalite)
2.      Piroksen, dibagi menjadi dua kelompok yaitu Orto Piroksen (Piroksen tegak) dan klino piroksen (piroksen miring). Orto piroksen antara lain; Enstatite dan Hypersten. Klino piroksen antara lain; Diopsit, Augit, Pigeonit, Aigirin, Spodemen, Jadeit.
3.      Amfibol (Hornblande, Labprobolit, Riebeokit, Glukofan)
4.      Biotit.
2.2.Mineral Tembahan ( Accessory Minerals)
Adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit (kurang dari 5%). kehadirannya tidak menentukan nama batuan. Contoh dari mineral tambahan ini antara laian : ZIRKON, MAGNESIT, HEMATIT, PYRIT, RUTIL APATIT, GARNET,SPHEN.
2.3.Mineral Sekunder (Secondary Minerals)

Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme terhadap mineral utama. contoh dari mineral sekunder antara lain; SERPENTIN, KALSIT, SERISIT, KALKOPIRIT, KAOLIN, KLORIT, PIRIT.

C.    PROSES PEMBENTUKAN ENDAPAN MINERAL

Mineral yang ada dialam terbentuk melalui beberapa proses, adapun proses – proses dalam pembentukan mineral yaitu :

1.Proses Magmatik

Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah, Intan, Tembaga.

2.      Proses Pengendapan dan Pelapukan

Proses ini terjadi akibat perubahan sifat fisik dan kimia pada batuan penyusun kerak bumi yang di akibatkan oleh proses atmosfer dan hidrosfer. Contoh: Kaolin.

3.      Proses Hidrotermal

Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui rekahan pada temperatur yang cukup rendah. Contoh:  Kuarsa, Klorit, Kalkosit.

4.      Proses Pegmatit

Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh: Grapit, Kuarsa, Pirit.

5.      Proses Karbonatit

Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun oleh mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.

6.      Skarn

Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan terjadinya kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.

7.      Sublimasi

Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi  akibat proses pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.

D.    KLASIFIKASI MINERAL

Klasifikasi mineral mengcakup sifat dari suatu mineral seta komposisi kiminya. Adapun sifat fisik dan komposisi kimia dari suatu mineral yaitu :

1.      Sifat fisik

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna,  goresan,  kilap, dan  kekerasan.
1.1.Bentuk kristal  (crystall form) :
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll.
1.1.1.      Berat jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.
1.1.2.      Bidang belah (fracture) :
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang lemah suatu mineral.
1.1.3.      Warna (color) :
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium.
1.1.4.      Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.
1.1.5.      Kilap (luster) :
Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
1.1.6.      Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding lawannya.
Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Skala Mosh
DerajatKekerasan
Talk
1
Gypsum
2
Kalsit
3
Fluorite
4
Apatite
5
Orthoklas
6
Kuarsa
7
Topaz
8
Corundum
9
Intan
10

1.2.Penggolongan mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida,  Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1.2.1.      Mineral silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

a.       Kuarsa: ( SiO2 )
b.      Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
c.       Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
d.      Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
e.       Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
f.       Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
g.       Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
h.      Olivin: (Mg,Fe)2SiO4

1.2.1.1.Mineral ferromagnesium

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

a.       Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 – 3.37 , tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna. ·
b.      Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende. ·
c.       Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56o dan 124o yang sangat membantu dalam cara mengenalnya. ·
d.      Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.

1.2.1.2.Mineral non-ferromagnesium

a.       Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1. ·
b.      Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian seperti albit, anorthit, bitanit, labradorit, andesin, dan oligoklas. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium. ·
c.       Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni warna merah muda dan warna ceratnya putih. Termasuk dalam mineral K-Feldspar yang memiliki bentuk kristal monoklin. orthoclas banyak ditemukan dalam batuan beku misalnya terdapat dalam sianit. Orthoclas yang memiliki rumus kimia KAlSi3O8 memiliki kekerasan enam dalam skala mohs sehingga dapat mengagores apatit, banyak digunakan sebagai bahan batu perhiasan. BD. 2.57. ·
d.      Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna seperti asap atau smooky, disebut juga smooky quartz. Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut amethyst, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.

1.2.2.      Mineral oksida

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

1.2.3.      Mineral sulfida

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti pirit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).

1.2.4.      Mineral karbonat dan sulfat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

2.      Komposisi kimia

Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia dengan grup anion. Berikut klasifikasinya menurut Dana :

2.1.Silicate Class Merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates), yang terdiri dari silicon dan oxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium, iron, dan calcium.
2.2.Carbonate Class Merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2-dan,termasuk calcite dan aragonite, dan siderite. carbonate terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton
2.3.Sulfate Class Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides berinteraksi. Contoh anhydrite, celestine , barite, dan gypsum .
2.4.Halide Class Halides adalah grup mineral yang membentuk garamalami(salts)dantermasuk fluorite, halite, sylvite, dan sal ammoniac. Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah evaporitic. Contoh fluoride, chloride, dan mineral-mineral iodide
2.5.Oxide Class Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan kutub magnetic bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crust dan mantle. Contoh hematite, magnetite, chromite, spinel, ilmenite, rutile, dan ice juga termasuk mineral-mineral hydroxide
2.6.Sulfide Class Hampir serupa dengan kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk pyrite (terkenal dengan sebutanemaspalsu‘fools’gold), chalcopyrite , pentlandite ,dangalena.Termasukjuga selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides, dan sulfosalts.
2.7.Phosphate Class berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan. Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.
2.8.Organic Class Terdiri dari substansi biogenic. Contoh whewellite,moolooite,mellite, fichtelite, carpathite,evenkite and abelsonte
  

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari hasil kerja dalam pembuatan makalah tentang “ MINERAL ” dapat kami simpulkan bahwa :

1.      Mineral sangat berpengaruh penting dalam pembentuk batuan.
2.      Mineral juga memiliki sifat yang berbeda dengan yang lain serta memiliki keistimewaan sendiri.

B.     SARAN

Bagi untuk si pembaca, ini hanya beberapa referensi tentang mineral dari sekian banyak artikel yang ada diluar sana. Perbanyaklah membaca agar kamu bisa menambah wawasan yang dulunya sedikit. So .... thank you !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar