Sabtu, 14 Mei 2016

MAKALAH TEKNIK PEMBORAN `( Sektor Industri Migas Yang Menggunakan Metode Pemboran )

MAKALAH

TEKNIK PEMBORAN
``Sektor Industri Migas Yang Menggunakan Metode Pemboran``









MUH. TAUFIK
C1A2 13060







PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER


KOLAKA
2015





KATA PENGANTAR



Assalamu alaikum Wr. Wb
            Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Pencipta seluruh alam semesta yang telah memberikan segala rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ``Sektor Industri Migas Yang Menggunakan Metode Pemboran``sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah terebut  sesuai dengan yang diharapkan. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

            Kami tentunya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih sangat jauh seperti yang diharapkan. Olehnya itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang tentunya dapat membangun sehingga nantinya dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik lagi.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penyusun

Wallahu Waliyyul Taufik Walhidayah
Wassalamu Alaikum Wr, Wb.
                                                                                   






Kolaka, 28 November 2015                                       
                                                Penyusun

( MUH, TAUFIK)




DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.    Tujuan

 BAB II : PEMBAHASAN
A.    Apa Yang Dimaksud Dengan Migas (Minyak Bumi Dan Gas)
B.     Proses Pembentukan Minyak Bumi
C.    Pengolahan Minyak Bumi
D.    Hasil Olahan Minyak Bumi
E.     Penggunaan Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran
F.     Dampak Penggunaan Minyak Bumi

 BAB III : PENUTUP
Kesimpulan
Saran
  DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang kaya akan cabang-cabang produksi yang didapat dari alam, salah satunya yaitu minyak dan gas bumi. Minyak bumi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu crude oil sedangkan istilah Gas bumi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu natural gas.
Kegiatan pertambangan migas tidak hanya di darat atau onshore tetapi juga dilakukan di lepas pantai atau offshore. Dewasa ini kegiatan pertambangan migas di onshore khususnya di Indonesia sudah mulai menurun intensitasnya dan mulai mengarah kepada pencarian sumber-sumber migas baru di daerah lepas pantai atau Offshore bahkan sampai pada laut dalam (Deepwater).
Minyakdan gas bumimemegangperanan yang pentingdalampembangunan.Minyakdan  gas  bumijuga merupakan sektor industri yang menggunakan metode pemboran dalam tahapan eksplorasi.Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.
Manusia diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari tambang.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba mengulas bentuk kegiatan pertambangan migas, teknologi yang digunakan, dan peralatan pendukung yang diperlukan sehingga pengambilan minyak dan gas dapat dilakukan dengan efektif dan ekonomis.
B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Yang Dimaksud Dengan Migas (Minyak Bumi Dan Gas)
2.      Proses Pembentukan Minyak Bumi
3.      Pengolahan Minyak Bumi
4.      Hasil Olahan Minyak Bumi
5.      Penggunaan Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran
6.      Dampak Penggunaan Minyak Bumi


C.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah

D.     MANFAAT

Hasil dari pembuatan makalah ini sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang berguna untuk pembaca.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya orang menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan dari dalam tanah namun istilah yang lazim dipakai sekarang adalah miyak bumi sementara kata ‘minyak tanah’ lazim digunakan untuk menyebut bahan bakar kompor minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene. Secara harfiah, minyak bumi berarti ‘minyak di dalam perut bumi’. Istilah minyak bumi lebih tepat karena minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal dari bahasa Yunani πέτρα (petra) yang berarti ‘batu’ dan ἔλαιον (elaison) yang berarti minyak. Kata petroleum pertama kali digunakan dalam karangan De Natura Fossilium yang dikarang pada tahun 1546 oleh Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman.
B.     Proses Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
proses-pembentukan-minyak-bumi-33
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
C.    Pengolahan Minyak Bumi
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke atas, suhu semakin rendah, sehinga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas proteleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi seperti berikut.
1.      Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
2.      Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan menguap dan menuju ke atas untuk diolah kembali.
3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
4. Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.
5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
6. Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
  1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil. Contoh: clip_image0025
  2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
  3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Seperti clip_image0045dan clip_image0065
7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.

D.    Hasil Olahan Minyak Bumi
Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil dari proses destilasi minyak mentah. Diatnaranya yaitu :
*      LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan
*      Bahan bakar penerbangan
Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai bahan bakar persawat terbang.
*      Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.
*      Minyak tanah ( kerosin )
Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah; minyak patra.
*      Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
*      Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan
*      Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin
*      Minyak bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih pekat dibandingkan dengan minyak diesel
*      Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya.
*      Plastik
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat.
E.     Penggunaan Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran
No
Fasilitas Floaters
Fungsi
1.
Drilling Barges
Digunakan untuk pemboran di laut dangkal atau sungai. Tidak mempunyai penggerak sendiri, sehingga bergerak dengan dukungan Tugboat. Drilling Barges biasanya dilengkapi dengan akomodasi dan flat top hulls untuk penyimpanan peralatan.
2.
Submersible Rigs
Digunakan untuk pemboran di laut dangkal, merupakan suatu flat platform yang ditopang oleh dua lambung untuk memberikan buoyancy (gaya angkat). Keuntungannya pada posisi terbenam memberikan kondisi yang stabil pada saat pemboran.
3.
Semi submersible Rigs
Sangat umum digunakan pada operasi pemboran di laut dangkal, disangga oleh rantai jangkar, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi lain.
4.
Drilling Ships
Digunakan untuk pemboran di laut dalam, pada saat beroperasi, posisi dipertahankan dengan teknologi dynamic positioning menggunakan satelit.
5.
Tension Leg Platforms (TLP)
TLP biasanya digunakan pada pemboran di laut dalam, merupakan platform terapung yang disangga oleh baja hollow dan terpancang di dasar laut sebagai tendon. Hal ini dapat menjaga stabilitas kapal konstan dari gaya pasang surut dan gelombang air laut.
Tabel 1. Fasilitas Migas Terapung dan penggunaanya.
Disamping berbagai fasilitas terapung diatas, kegiatan eksploitasi migas juga memerlukan keberadaan kapal-kapal pendukung untuk menjamin kelancaran dan keamanan operasi di lapangan, termasuk dukungan peralatan logistik. Sistem pendukung dan perbekalan ini akan diperlukan sejak awal pada saat penempatan pertama dari platform rig pemboran, hingga pada akhir waktu pembongkaran dan pada pemasangan dan pemeliharaan sistem produksi yang diperlukan. Sistem pedukung merupakan suatu armada kapal-kapal khusus, yang terdiri dari kapal suplai (Supply Vessel), kapal Anchor Handling, Tug, and Supply (AHTS), kapal Crew Boat, kapal konstruksi (Crane Barge), Pipe Laying Barge, Cable Laying Barge, kapal pemadam kebakaran (Fire Fighting Vessel), Kapal Pandu, dsb.
Teknologi lepas pantai khususnya laut dalam (Deepwater) telah berkembang dengan pesat, peralatan yang digunakan saat ini adalah peralatan dengan teknologi yang mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan dan dan metode yang dipergunakan di operasi pemboran lepas pantai sama dengan yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional yang diperlukan juga akan semakin besar.

F.     Dampak Penggunaan Minyak Bumi
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.
Ø  Pemanasan global
Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.
Ø  Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak. Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu keseimbangan lingkungan di lautan.
Ø  Pencemaran Air
Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena kapal tangker itu bocor, maka minyak mentah yang ada di dalamnya akan keluar dan jatuh keair sehingga mengakibatkan pencemaran air.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Kegiatan pertambangan migas tidak hanya di darat atau onshore tetapi juga dilakukan di lepas pantai atau offshore. Dewasa ini kegiatan pertambangan migas di onshore khususnya di Indonesia sudah mulai menurun intensitasnya dan mulai mengarah kepada pencarian sumber-sumber migas baru di daerah lepas pantai atau Offshore bahkan sampai pada laut dalam (Deepwater).
Teknologi lepas pantai khususnya laut dalam (Deepwater) telah berkembang dengan pesat, peralatan yang digunakan saat ini adalah peralatan dengan teknologi yang mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan dan dan metode yang dipergunakan di operasi pemboran lepas pantai sama dengan yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional yang diperlukan juga akan semakin besar.

SARAN
Minyakdan gas bumimemegangperanan yang pentingdalampembangunan.Minyakdan  gas  bumijuga merupakan sektor industri yang menggunakan metode pemboran dalam tahapan eksplorasi.Banyak manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk manusia.
Manusia diciptakan dengan sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan ciptaan tuhan lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini dengan hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari tambang.
Dalam makalah ini, penulis akan mencoba mengulas bentuk kegiatan pertambangan migas, teknologi yang digunakan, dan peralatan pendukung khususnya pada metode pemboran yang diperlukan sehingga pengambilan minyak dan gas dapat dilakukan dengan efektif dan ekonomis.




DAFTAR PUSTAKA

            21 Lapangan Kegiatan Hulu Migas Mendapat Peringkat Biru Proper KLH, dimuat dalam www.bpmigas.com pada tanggal 23 Februari 2005, di-download pada tanggal 28 November 2015
            Pemburu Ikan Hias Ancam Kelestarian Pulau Biawak Selain Keberadaan Industri Migas yang Diduga Ikut Mencemari, dimuat dalam www.bplhdjabar.go.id, di-download pada tanggal 28 November 2015
                Aplikasi Teknologi Laut Dalam di Sektor Hulu Migas _ Corrosive Blog!.htm.www.Wordpress.com,di-download pada tanggal 28 November 2015
                Minyak Bumi (Artikel Lengkap) _ Hedi Sasrawan.htm,www.Blogerr.com,di-aksespada tanggal 28 November 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar