MAKALAH
TEKNIK
PEMBORAN
``Sektor
Industri Migas Yang Menggunakan Metode Pemboran``
MUH.
TAUFIK
C1A2
13060
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER
KOLAKA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu
alaikum Wr. Wb
Puji
syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Pencipta seluruh alam
semesta yang telah memberikan segala rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ``Sektor Industri Migas Yang Menggunakan Metode
Pemboran``sebagai persyaratan kelulusan mata kuliah terebut sesuai dengan yang diharapkan. Salawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Kami tentunya
sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih sangat jauh seperti yang diharapkan. Olehnya
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang tentunya dapat membangun
sehingga nantinya dalam pembuatan makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik
lagi.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
penyusun
Wallahu
Waliyyul Taufik Walhidayah
Wassalamu
Alaikum Wr, Wb.
Kolaka, 28 November 2015
Penyusun
( MUH, TAUFIK)
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Apa Yang
Dimaksud Dengan Migas (Minyak Bumi Dan Gas)
B. Proses
Pembentukan Minyak Bumi
C. Pengolahan
Minyak Bumi
D. Hasil Olahan Minyak
Bumi
E. Penggunaan
Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran
F. Dampak
Penggunaan Minyak Bumi
BAB III :
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang
kaya akan cabang-cabang produksi yang didapat dari alam, salah satunya yaitu
minyak dan gas bumi. Minyak bumi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu crude
oil sedangkan istilah Gas bumi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu
natural gas.
Kegiatan
pertambangan migas tidak hanya di darat atau onshore tetapi juga
dilakukan di lepas pantai atau offshore. Dewasa ini kegiatan
pertambangan migas di onshore khususnya di Indonesia sudah mulai menurun
intensitasnya dan mulai mengarah kepada pencarian sumber-sumber migas baru di
daerah lepas pantai atau Offshore bahkan sampai pada laut dalam (Deepwater).
Minyakdan gas bumimemegangperanan yang
pentingdalampembangunan.Minyakdan
gas bumijuga
merupakan sektor industri yang menggunakan metode pemboran dalam tahapan
eksplorasi.Banyak
manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia
lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk
manusia.
Manusia diciptakan dengan
sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan ciptaan tuhan
lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini dengan
hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya dari
tambang.
Dalam makalah ini, penulis akan
mencoba mengulas bentuk kegiatan pertambangan migas, teknologi yang digunakan,
dan peralatan pendukung yang diperlukan sehingga pengambilan minyak dan gas
dapat dilakukan dengan efektif dan ekonomis.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
Yang Dimaksud Dengan Migas (Minyak Bumi Dan Gas)
2. Proses Pembentukan Minyak Bumi
3. Pengolahan Minyak Bumi
4. Hasil Olahan Minyak Bumi
5. Penggunaan Alat/Fasilitas Dalam
Metode Pemboran
6.
Dampak
Penggunaan Minyak Bumi
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jawaban dari
rumusan masalah
D.
MANFAAT
Hasil dari pembuatan makalah ini
sekiranya dapat menjadi salah satu referensi yang berguna untuk pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi adalah istilah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya orang menggunakan istilah minyak tanah atau minyak yang dihasilkan
dari dalam tanah namun istilah yang lazim dipakai sekarang adalah miyak bumi
sementara kata ‘minyak tanah’ lazim digunakan untuk menyebut bahan bakar kompor
minyak atau bahasa Inggrisnya kerosene. Secara harfiah, minyak bumi
berarti ‘minyak di dalam perut bumi’. Istilah minyak bumi lebih tepat karena
minyak ini terdapat didalam perut bumi bukan didalam tanah.
Bahasa Inggris minyak bumi adalah petroleum yang berasal
dari bahasa Yunani πέτρα (petra) yang berarti ‘batu’ dan ἔλαιον
(elaison) yang berarti minyak. Kata petroleum pertama kali digunakan
dalam karangan De Natura Fossilium yang dikarang pada tahun 1546 oleh
Georg Bauer yang berkebangsaan Jerman.
B.
Proses Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari
jasad mikroorganisme jutaan tahun yang lalu di dasar laut atau di darat.
Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh endapan pasir, lumpur, dan
zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi secara
alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak
senyawa-senyawa kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon.
Proses penguraian ini berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak
bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, sehingga dibutuhkan kebijaksanaan
dalam eksplorasi dan pemakaiannya.
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi
beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan
energi dari matahari dengan fotosintesis.
2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di
dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon).
Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar
laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak
atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi
rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang
berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus
menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir
atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan
vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika
daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di
atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin
kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak
terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau
kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius.
Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga
diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon
yang ada menjadi gas.
4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk
hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini
berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah
berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan
kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat
jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat
jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak
tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka
minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
C.
Pengolahan Minyak Bumi
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memanaskan minyak mentah pada
suhu 400oC, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi dimana akan tejadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung.
Sementara itu, semakin ke atas, suhu semakin rendah, sehinga setiap
kali komponen dengan titik didih lebih tinggi naik, akan mengembun dan
terpisah, sedangkan komponen yang itik didihnya lebih rendah akan terus naik ke
bagian atas yang lebih tinggi. Sehingga komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen yang pada suhu kamar beupa gas. Komponen berupa gas tadi disebut gas
proteleum. Melalui kompresi dan pendinginan, gas proteleum dicairkan sehingga
diperoleh LPG (Liquid Proteleum Gas)
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya
seperti titik didih dan viskositasnya (kekentalan), dan juga sifat kimianya.
Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi minyak bumi
seperti berikut.
1.
Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi,
minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak
menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor, dan
bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang
menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi
lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama
aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-unsur selain hidrogen dan
karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah
karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium.
2.
Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan
mengurangi gesekan. Oli dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu
antara 350-500oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat menguap di antara
suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan menguap dan
menuju ke atas untuk diolah kembali.
3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari
pemanasan minyak bumi antara 250-340oC. Solar tidak dapat menguap
pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk
diolah kembali.
4. Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur
adalah bahan bakar pesawat terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan
dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 170-250oC. Kerosin dan
avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya
akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Kerosin yang digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak disebut
minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat disebut avtur.
5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari
pemanasan minyak bumi pada suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat
menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas
untuk diolah kembali.
6. Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada
umumnya adalah bahan bakar kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin
dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara 35-75oC.
Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana
dan isooktan. Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang
beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung
80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98
berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk
bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88,
Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan
95.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk
meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan dengan cara:
- Cracking
(perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul
kecil. Contoh:
- Reforming,
yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
- Alkilasi
atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul besar. Seperti dan
7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan
bahan baku LPG (Liquid Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas.
Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih kecil, gas didinginkan pada
suhu antara -160 sampai -40oC supaya dapat berwujud cair.
D.
Hasil Olahan Minyak Bumi
Dari skema di halaman sebelumnya kita dapat melihat hasil-hasil
dari proses destilasi minyak mentah. Diatnaranya yaitu :
LPG
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,
yang komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih
kurang 99 % dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan
Bahan bakar penerbangan
Bahan bakar penerbangan salah satunya avtur yang digunakan sebagai
bahan bakar persawat terbang.
Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang
peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis
hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.
Minyak tanah ( kerosin )
Bahan bakar hidrokarbon yang diperoleh sebagai hasil penyulingan
minyak bumi dengan titik didih yang lebih tinggi daripada bensin; minyak tanah;
minyak patra.
Solar
Diesel, di Indonesia lebih dikenal dengan nama solar, adalah suatu
produk akhir yang digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin diesel yang
diciptakan oleh Rudolf Diesel, dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan
diantara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi
sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan
Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang
diselimuti oleh bahan bakar padat. Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin
Minyak bakar
Minyak bakar adalah hasil distilasi dari penyulingan minyak tetapi
belum membentuk residu akhir dari proses penyulingan itu sendiri. Biasanya
warna dari minyak bakar ini adalah hitam chrom. Selain itu minyak bakar lebih
pekat dibandingkan dengan minyak diesel
Aspal
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering
juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
digunakan sebagai bahan pelapis jalan raya.
Plastik
Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk,
lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik
selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai.
Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh
plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin),
poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax),
polivinil asetat.
E.
Penggunaan
Alat/Fasilitas Dalam Metode Pemboran
No
|
Fasilitas
Floaters
|
Fungsi
|
1.
|
Drilling
Barges
|
Digunakan
untuk pemboran di laut dangkal atau sungai. Tidak mempunyai penggerak
sendiri, sehingga bergerak dengan dukungan Tugboat. Drilling Barges biasanya
dilengkapi dengan akomodasi dan flat top hulls untuk penyimpanan peralatan.
|
2.
|
Submersible
Rigs
|
Digunakan
untuk pemboran di laut dangkal, merupakan suatu flat platform yang ditopang
oleh dua lambung untuk memberikan buoyancy (gaya angkat). Keuntungannya pada
posisi terbenam memberikan kondisi yang stabil pada saat pemboran.
|
3.
|
Semi submersible Rigs
|
Sangat
umum digunakan pada operasi pemboran di laut dangkal, disangga oleh rantai
jangkar, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi lain.
|
4.
|
Drilling
Ships
|
Digunakan
untuk pemboran di laut dalam, pada saat beroperasi, posisi dipertahankan
dengan teknologi dynamic positioning menggunakan satelit.
|
5.
|
Tension Leg Platforms (TLP)
|
TLP
biasanya digunakan pada pemboran di laut dalam, merupakan platform terapung
yang disangga oleh baja hollow dan terpancang di dasar laut sebagai tendon.
Hal ini dapat menjaga stabilitas kapal konstan dari gaya pasang surut dan
gelombang air laut.
|
Tabel 1. Fasilitas Migas Terapung dan penggunaanya.
Disamping berbagai fasilitas terapung diatas, kegiatan eksploitasi
migas juga memerlukan keberadaan kapal-kapal pendukung untuk menjamin
kelancaran dan keamanan operasi di lapangan, termasuk dukungan peralatan
logistik. Sistem pendukung dan perbekalan ini akan diperlukan sejak awal pada
saat penempatan pertama dari platform rig pemboran, hingga pada akhir
waktu pembongkaran dan pada pemasangan dan pemeliharaan sistem produksi yang
diperlukan. Sistem pedukung merupakan suatu armada kapal-kapal khusus, yang terdiri
dari kapal suplai (Supply Vessel), kapal Anchor Handling, Tug, and Supply
(AHTS), kapal Crew Boat, kapal konstruksi (Crane Barge), Pipe
Laying Barge, Cable Laying Barge, kapal pemadam kebakaran (Fire Fighting
Vessel), Kapal Pandu, dsb.
Teknologi lepas pantai khususnya laut dalam (Deepwater)
telah berkembang dengan pesat, peralatan yang digunakan saat ini adalah
peralatan dengan teknologi yang mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan
dan dan metode yang dipergunakan di operasi pemboran lepas pantai sama dengan
yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak
perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut
dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti
karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai
dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu
setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin
dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional
yang diperlukan juga akan semakin besar.
F.
Dampak Penggunaan Minyak Bumi
Karena minyak Bumi adalah substansi yang berasal dari alam, maka
kehadirannya di lingkungan tidak perlu berasal dari aktivitas rutin atau
kesalahan manusia (Misalnya dari pengeboran, ekstraksi, pengilangan, dan
pembakaran). Fenomena alam seperti perembesan minyak dan tar pit adalah bukti
bahwa minyak Bumi bisa ada secara natural.
Ø Pemanasan
global
Ketika dibakar, maka minyak Bumi akan menghasilkan karbon dioksida,
salah satu gas rumah kaca. Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran
minyak Bumi adalah penyumbang bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah
CO2ini meningkat dengan cepat di udara semenjak adanya revolusi
industri, sehingga saat ini levelnya mencapai lebih dari 380ppmv, dari
sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga muncullah pemanasan global.
Ø Ekstraksi
Ekstraksi minyak adalah proses pemindahan minyak dari sumur minyak.
Minyak Bumi biasanya diangkat ke Bumi dalam bentuk emulsi minyak-air, dan
digunakan senyawa kimia khusus yang namanya demulsifier untuk memisahkan air
dan minyaknya. Ekstraksi minyak ongkosnya mahal dan terkadang merusak
lingkungan. Eksplorasi dan ekstraksi minyak lepas pantai akan mengganggu
keseimbangan lingkungan di lautan.
Ø Pencemaran
Air
Eksploitasi miyak bumi dengan menggunakan kapal tangker, tidak
menutup kemungkinan adanya kebocoran pada kapal tangker tersebut. Karena kapal
tangker itu bocor, maka minyak mentah yang ada di dalamnya akan keluar dan
jatuh keair sehingga mengakibatkan pencemaran air.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kegiatan pertambangan
migas tidak hanya di darat atau onshore tetapi juga dilakukan di lepas
pantai atau offshore. Dewasa ini kegiatan pertambangan migas di onshore
khususnya di Indonesia sudah mulai menurun intensitasnya dan mulai mengarah
kepada pencarian sumber-sumber migas baru di daerah lepas pantai atau Offshore
bahkan sampai pada laut dalam (Deepwater).
Teknologi lepas pantai
khususnya laut dalam (Deepwater) telah berkembang dengan pesat,
peralatan yang digunakan saat ini adalah peralatan dengan teknologi yang
mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan dan dan metode yang dipergunakan
di operasi pemboran lepas pantai
sama dengan yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak
perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut
dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti
karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai
dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu
setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin
dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional
yang diperlukan juga akan semakin besar.
SARAN
Minyakdan gas bumimemegangperanan yang
pentingdalampembangunan.Minyakdan
gas bumijuga
merupakan sektor industri yang menggunakan metode pemboran dalam tahapan
eksplorasi.Banyak
manusia beranggapan bahwa tambang adalah perusak alam yang besar. Tapi manusia
lupa bahwa tambang adalah anugrah yang terindah yang diciptakan tuhan untuk
manusia.
Manusia diciptakan dengan
sempurna baik fisik dan maupun dalam hal segala macam dengan ciptaan tuhan
lainnya. Maka dari manusialah yang mengembangkan teknologi saat ini dengan
hasil pemikiran bahwa semua kebutuhan yang kita gunakan adalah asal mulanya
dari tambang.
Dalam makalah ini, penulis akan
mencoba mengulas bentuk kegiatan pertambangan migas, teknologi yang digunakan,
dan peralatan pendukung khususnya pada metode pemboran yang diperlukan sehingga
pengambilan minyak dan gas dapat dilakukan dengan efektif dan ekonomis.
DAFTAR
PUSTAKA
21 Lapangan Kegiatan Hulu
Migas Mendapat Peringkat Biru Proper KLH, dimuat dalam www.bpmigas.com pada tanggal 23 Februari
2005, di-download pada tanggal 28 November 2015
Pemburu Ikan Hias Ancam
Kelestarian Pulau Biawak Selain Keberadaan Industri Migas yang Diduga Ikut
Mencemari, dimuat dalam www.bplhdjabar.go.id, di-download pada tanggal 28
November 2015
Aplikasi
Teknologi Laut Dalam di Sektor Hulu Migas _ Corrosive Blog!.htm.www.Wordpress.com,di-download pada tanggal 28
November 2015
Minyak
Bumi (Artikel Lengkap) _ Hedi Sasrawan.htm,www.Blogerr.com,di-aksespada tanggal 28
November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar